Jumat, 20 September 2013

Surat yang Tak Sampai

    *Backsound: Mocca - Me and My Boyfriend*
...
I share my dreams and all my stories
I don’t think I need my diary
If you’re teasing me...
don’t you worry?
I will keep you in my memories
I share my dreams and all my stories
I don’t think I need my diary
If you’re teasing me...
don’t you worry?
I will keep you in my memories.

     Hari Jum'at di awal bulan, hari yang merupakan hasil penentuanmu. Jauh-jauh hari aku sudah tahu. Saat hari itu juga, pagi hari, aku mencari tahu tentang hasilmu. Berharap kau dapat kabar bahagia. Tapi, sayang kabar itu belum juga muncul. Yang awalnya dikatakan akan muncul siangnya nanti, tapi belum juga ada. Sampai akhirnya, aku berfikir, untuk melihat sendiri hasilmu. Aku ingin saja jadi orang pertama yang memberimu selamat atas keberhasilanmu kalau-kalau kau memang berhasil. Walaupun aku tidak terlalu suka kau berada di tempat itu. Aku egois. Iya, aku egois. 
     Hari itu, aku  jadi orang yang kepo untuk sebuah link resmi yang memuat hasil tersebut, dari siang hingga sore, tidak henti-hentinya aku pantau. Dan, akhirnya pantauanku berjam-jam membuahkan hasil, hasilnya sudah ada. Kemudian kubuka, tanganku gemetar, aku agak sedikit cemas, kucari namamu perlahan-lahan yang sebelumnya sudah ku tahu posisi urutannya. Dan iya Alhamdulillah aku melihat namamu tertera di urutan ke-42.
     Masih dengan tangan gemetar dan air yang menetes dari mataku, ku kirimi kau pesan singkat "Selamat atas keberhasilannya. Aku turut berbahagia." Setengah jam kemudian kau membalasnya, dengan isi pesan yang seolah-olah kau belum tahu apa-apa, kemudian kita berlanjut berbalas pesan singkat. Namun, tak lama. Berhenti di kau yang tidak membalasnya.
     Esok paginya, aku berniat menulis pesan dalam surat, yang isinya menjelaskan tentang semua yang aku rasakan akhir-akhir itu, beberapa bulan terakhir kemarin, dan tentunya menyangkut penyesalan yang ada. Aku tidak ingin berbicara langsung. Aku malu. Dan butuh banyak waktu untuk menjelaskan semuanya. Niatnya, aku ingin memberimu sebelum kau berangkat nanti, mungkin kita bertemu dulu di suatu tempat, di tempat makan mungkin, atau aku memberimu di bandara sebelum keberangkatanmu. Aku sudah membayangkan adegan aku memberimu surat itu, sambil aku meneteskan air mata yang kemarin-kemarin tidak ragu untuk turun (duh, seperti sinetron saja).
     Aku menulis surat ini, sambil berbalas pesan olehmu
     "lagi apa?"
     "lagi menulis"
     "menulis apa? Blog?"
     "ah bukan"
     "terus apa? tugas?"
     "mana ada tugas libur-libur begini"
aku sengaja saja tidak ingin memberitahumu, aku ingin ini jadi sedikit kejutan saja. Akhirnya, surat yang telah kubuat dari aku bangun ini jadi, jadinya ada empat lembar. Banyak yah? Segitulah penyesalanku. Bahkan lebih. 
   Tidak lama, aku iseng stalk timeline twittermu, namun betapa kecewa campur sedih, dan terkejutnya aku mendapati update-an twittmu dengan kerabat semasa SMPmu; "ini sekarang aku sudah di SMG". Kemudian kukirimi kau pesan singkat lagi;
     "ciyeee yang sudah di SMG"
     "iya, maaf kalau tidak bilang-bilang. Kayaknya saya bakal disini terus"
     "jadi tidak lebaran disini? Tidak balik lagi kesini?"
     "tidak. Yaaaaah kalau panjang umur, mungkin sampai lebaran tahun depan, karena hanya itu libur panjang yang ada".

Entahlah. Semudah apa air mata ini mengalir begitu derasnya mengetahui hal tersebut.

*Backsound berubah: D'Masiv - Pergilah Kasih*
...
Pergilah kasih kejarlah keinginanmu 
Selagi masih ada waktu
 Jangan hiraukan diriku 
Aku rela berpisah demi untuk dirimu 
Semoga tercapai segala keinginanmu
Surat yang tak sampai. Yang kini kusimpan baik-baik dan rapih, yang cukup jadi kenangan pahit~~
 

Minggu, 15 September 2013

Semester 3!

     Perasaan baru kemarin saya tamat SMA. Perasaan baru kemarin saya capek-capek mengurus masuk kuliah, perasaan baru kemarin saya di ospek sama senior. Perasaan saya semuanya baru berlalu kemarin. Lah, sekarang sudah semester 3? Duh. Dan sebentar lagi saya sudah mau wisuda (Ah, masih lama).
     Iya, semester 3 masih dipertengahan, masih hangat-hangat ta* ayam. Belum ada apa-apanya. Tapi ini semua terlalu cepat berlalu. Dan lihat saja nanti, tiba-tiba saya sudah mengenakan toga di kepala saya, kemudian ada gelar S.Pd di belakang saya. Wah, AMIN. Dan kemudiaaaaan.......(hening). Semuanya tidak akan terasa dan akan berlalu begitu cepat. Lihat saja nanti.
     Sebagai anak kuliah yang lama semester kuliahnya tidak genap 6 bulan, yang lama kuliahnya hampir sebanding dengan banyaknya libur, memang betul-betul sangat merasakan waktu semester 1 dan 2 yang begitu cepat berlalu. Kenangan di semester 1 dan 2 sudah banyak terlalui, menambah banyak catatan kenangan di memori ingatan saya. Ah, semester 1 dan 2 terlalu banyak meninggalkan kenangan manis, begitupun pahit. Melupakannya ingin, tapi sulit. Mengingatnya, kadang buat senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Biar saja kenangan itu saya simpan rapih di buku kenangan, buku kenangan di ingatan memori.
     Sekarang, bagaimana caranya saya harus cepat-cepat melalui tahapan semester ini hingga betul-betul bisa tamat kuliah dengan hasil yang bagus dan kemudian melanjutkannya ke tahap yang baru lagi. Bagaimana caranya saya mampu menambah tebal buku kenangan saya dengan kenangan-kenangan manis, dengan mengurangi kenangan pahit yang mungkin saja akan ada.

...
 
     Mata kuliah semester kali ini semakin waw saja, SKS yang harus dipenuhi semakin bertambah. Jadwal kuliah semakin padat. Tapi, PHP dosen tetap saja ada *ups.

OH NOOOOO!
     Setiap semester selalu ada target, semester 2 lalu, target nilai tidak mencapai. Hiks. Tapi semester 3 harus terpenuhi. Harus! Iya, target nilai yang ada tidak semata-mata hanya target saja. Tapi, target nilai harus sebanding dengan kemampuan yang saya miliki. Target yang dibuat adalah salah satu yang memotivasi belajar.

...

     Selamat tinggal semuanya yang telah berlalu di semester 1 dan 2. Selamat datang semester 3 :')

161216

Di penghujung 161216