Bibir susah berucap
hati mudah goyah
air mata mengalir tanpa izin
saat kau bercerita keluh kesahmu
saya baru saja bisa mendengar kata-kata yang keluar dari bibirmu
mendengar curahanmu
Dulu kau begitu canggung mengeluarkan kata-kata yang menjadi bebanmu itu
saya pikir kau orang paling tegar
ternyata tidak seutuhnya
Dear, kusiapkan antena telingaku
untuk keluh kesahmu yang baru saja nampak
saya bukan orang yang berprawakan motivator
tapi saya mampu memberimu semangat.
Menyemangatimu.
Tidak lebih.
Ketika kau minta lebih
saya akan diam
karena mampuku cuma sebatas itu
Bibirku gemetar
hati ku merasa
kemudian terhubung ke air mataku.
Meneteslah.
Menetes air mata.
Air mata haru
ternyata kau juga sama
butuh teman cerita dan seorang penyemangat
Menangislah selagi ingin menangis dan setelahnya tersenyumlah selagi kau tidak ingin menangis-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar